Setiap ibu hamil tentu menginginkan bisa menjalani kehamilannya dengan lancar. Selain perlu mengetahui hal-hal yang biasanya menyertai jalannya proses kehamilan, ibu hamil juga perlu mengenali beberapa tanda bahaya pada kehamilan supaya bisa segera mencari pertolongan medis.
Berikut ini, akan dibahas 9 tanda bahaya pada kehamilan yang perlu kita ketahui sebagaimana diulas dalam majalah kesehatanmuslim.
Sebenarnya mual dan muntah merupakan hal yang biasa dialami oleh ibu hamil pada kehamilan trimester pertama (3 bulan pertama kehamilan), kurang lebih pada 6 pekan setelah haid terakhir dan umumnya terjadi selama 10 pekan.
Akan tetapi, mual dan muntah ini akan menjadi masalah yang sangat mengganggu jika terjadi secara berlebihan, yaitu ketika terlalu sering dan parah (bisa sama sekali tidak bisa makan/minum) dan bertahan lebih lama (bahkan kadang terjadi selama sembilan bulan penuh).
Mual dan muntah yang terus-menerus akan menyebabkan terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan) dan kekurangan kadar mineral dalam tubuh karena banyak cairan tubuh keluar lewat muntahan.
Di samping itu, hiperemesis juga bisa mengakibatkan rusaknya organ hati dan robeknya selaput lendir kerongkongan dan lambung (sindrom Mallory-Weiss) sehingga terjadi perdarahan di saluran cerna. Jika tidak dirawat dan mendapat penanganan yang memadai, hiperemesis bisa menjurus pada kekurangan gizi dan dapat membahayakan ibu serta janin yang dikandungnya.
Ibu hamil yang anemia tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh ibu dan janin akan nutrisi dan oksigen yang dibawa dalam darah, sehingga pertumbuhan janin terganggu.
Pada saat melahirkan, wanita yang menderita anemia dapat mengalami syok karena kehilangan banyak darah dan bahkan berisiko pada kematian.
Berikut ini, akan dibahas 9 tanda bahaya pada kehamilan yang perlu kita ketahui sebagaimana diulas dalam majalah kesehatanmuslim.
- Mual dan muntah berlebihan (hiperemesis gravidarum)
Sebenarnya mual dan muntah merupakan hal yang biasa dialami oleh ibu hamil pada kehamilan trimester pertama (3 bulan pertama kehamilan), kurang lebih pada 6 pekan setelah haid terakhir dan umumnya terjadi selama 10 pekan.
Akan tetapi, mual dan muntah ini akan menjadi masalah yang sangat mengganggu jika terjadi secara berlebihan, yaitu ketika terlalu sering dan parah (bisa sama sekali tidak bisa makan/minum) dan bertahan lebih lama (bahkan kadang terjadi selama sembilan bulan penuh).
Mual dan muntah yang terus-menerus akan menyebabkan terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan) dan kekurangan kadar mineral dalam tubuh karena banyak cairan tubuh keluar lewat muntahan.
Di samping itu, hiperemesis juga bisa mengakibatkan rusaknya organ hati dan robeknya selaput lendir kerongkongan dan lambung (sindrom Mallory-Weiss) sehingga terjadi perdarahan di saluran cerna. Jika tidak dirawat dan mendapat penanganan yang memadai, hiperemesis bisa menjurus pada kekurangan gizi dan dapat membahayakan ibu serta janin yang dikandungnya.
- Kurang darah (anemia)
Ibu hamil yang anemia tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh ibu dan janin akan nutrisi dan oksigen yang dibawa dalam darah, sehingga pertumbuhan janin terganggu.
Pada saat melahirkan, wanita yang menderita anemia dapat mengalami syok karena kehilangan banyak darah dan bahkan berisiko pada kematian.
- Berat badan ibu hamil tidak naik
- Nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang dan atau koma, tekanan darah tinggi
20 pekan (akhir trimester 2 atau pada trimester 3) walau juga dapat dijumpai lebih awal. Preeklamsi dapat diikuti terjadinya eklamsi yang bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
Jika ibu hamil mengalami ketuban pecah dini, hendaknya segera memeriksakan diri ke bidan atau dokter, karena kondisi tersebut dapat mempermudah terjadinya infeksi pada kandungan yang dapat membahayakan ibu maupun janinnya.
Perdarahan pada usia kehamilan 4-9 bulan dapat menunjukkan plasenta letak rendah dalam rahim dan dapat menutup jalan lahir. Perdarahan pada akhir kehamilan dapat merupakan tanda plasenta terlepas dari rahim.
Perdarahan yang hebat dan terus menerus setelah melahirkan dapat menyebabkan ibu kekurangan darah dan merupakan tanda bahaya dimana ibu bersalin harus segera mendapat pertolongan yang tepat dari bidan atau dokter.
Demam tinggi yang tidak ditangani dengan tepat dapat meningkatkan risiko terjadinya persalinan prematur.
KONTROL KEHAMILAN SECARA TERATUR
Sudah semestinya ibu hamil memperhatikan kondisi kesehatan dan keselamatan dirinya sekaligus janin yang dikandungnya.
Untuk itu, sangat dianjurkan untuk rutin kontrol ke bidan atau dokter, supaya kehamilan bisa lancar dan selamat sampai dengan persalinan. Ibu hamil hendaknya juga banyak berkonsultasi dan mencari tahu mengenai masalah yang mungkin muncul pada saat kehamilan.
Dengan begitu, ibu hamil dapat mengambil langkah yang tepat untuk menghadapinya. Demikian penjelasan mengenai tanda bahaya pada kehamilan. Semoga bermanfaat.
- Gerakan janin berkurang atau tidak ada
- Penyakit Ibu yang berpengaruh terhadap kehamilan
- Ketuban pecah dini (KPD)
Jika ibu hamil mengalami ketuban pecah dini, hendaknya segera memeriksakan diri ke bidan atau dokter, karena kondisi tersebut dapat mempermudah terjadinya infeksi pada kandungan yang dapat membahayakan ibu maupun janinnya.
- Perdarahan
Perdarahan pada usia kehamilan 4-9 bulan dapat menunjukkan plasenta letak rendah dalam rahim dan dapat menutup jalan lahir. Perdarahan pada akhir kehamilan dapat merupakan tanda plasenta terlepas dari rahim.
Perdarahan yang hebat dan terus menerus setelah melahirkan dapat menyebabkan ibu kekurangan darah dan merupakan tanda bahaya dimana ibu bersalin harus segera mendapat pertolongan yang tepat dari bidan atau dokter.
- Demam tinggi
Demam tinggi yang tidak ditangani dengan tepat dapat meningkatkan risiko terjadinya persalinan prematur.
KONTROL KEHAMILAN SECARA TERATUR
Sudah semestinya ibu hamil memperhatikan kondisi kesehatan dan keselamatan dirinya sekaligus janin yang dikandungnya.
Untuk itu, sangat dianjurkan untuk rutin kontrol ke bidan atau dokter, supaya kehamilan bisa lancar dan selamat sampai dengan persalinan. Ibu hamil hendaknya juga banyak berkonsultasi dan mencari tahu mengenai masalah yang mungkin muncul pada saat kehamilan.
Dengan begitu, ibu hamil dapat mengambil langkah yang tepat untuk menghadapinya. Demikian penjelasan mengenai tanda bahaya pada kehamilan. Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.