Binatang ini bernama Dabbah dan berkali-kali disebut Rasulullah SAW sebagai
salah satu tanda dekatnya kiamat.
Bahkan Allah SWT dalam dalilnya juga
menjelaskan tentang binatang ini.
Hal ini tertera dalam Quran Surat
An-Naml: 82 yang artinya sebagai berikut.
“Apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan seekor dabbah (binatang) dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami,” (An-Naml: 82).
Rasulullah SAW juga bersabda tentang Dabbah ini dan menjadi salah satu pengingat Umat Islam untuk selalu bertaubat.
“Apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan seekor dabbah (binatang) dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami,” (An-Naml: 82).
Rasulullah SAW juga bersabda tentang Dabbah ini dan menjadi salah satu pengingat Umat Islam untuk selalu bertaubat.
Dalam hadist Riwayat Muslim, Rasul
menyebut tiga perkara yang jika ketiganya keluar maka semua taubat dan
amal tiada gunanya.
Ketiganya adalah terbitnya matahari dari arah
barat, Dajjal dan Dabbah.
“Ada tiga perkara yang jika keluar maka tidak akan berguna lagi keimanan orang yang belum beriman sebelumnya; atau belum mengusahakan kebaikan yang dilakukan dalam keimannya.
“Ada tiga perkara yang jika keluar maka tidak akan berguna lagi keimanan orang yang belum beriman sebelumnya; atau belum mengusahakan kebaikan yang dilakukan dalam keimannya.
Ketiga
perkara itu adalah: terbitnya matahari dari barat, Dajjal dan binatang
bumi.”
(HR. Muslim)
Beliau juga bersabda : “Sesungguhnya tanda-tanda (Kiamat) yang pertama kali muncul adalah terbitnya matahari dari barat dan keluarnya binatang kepada manusia pada waktu Dhuha.
Beliau juga bersabda : “Sesungguhnya tanda-tanda (Kiamat) yang pertama kali muncul adalah terbitnya matahari dari barat dan keluarnya binatang kepada manusia pada waktu Dhuha.
Mana saja yang lebih dahulu muncul, maka yang satunya akan terjadi
setelahnya dalam waktu yang dekat.”
(HR. Muslim)
Beliau pun bersabda : “Bersegeralah kalian beramal (sebelum datangnya) enam perkara… (beliau menyebutkan di antaranya) dabbah.”
Beliau pun bersabda : “Bersegeralah kalian beramal (sebelum datangnya) enam perkara… (beliau menyebutkan di antaranya) dabbah.”
(HR. Muslim).
Nantinya setelah keluar, Dabbah akan berbicara kepada manusia dan mengabarkan bahwa manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Allah.
Nantinya setelah keluar, Dabbah akan berbicara kepada manusia dan mengabarkan bahwa manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Allah.
Ia memberikan
tanda pembeda antara orang beriman dan kafir.
Tanda untuk orang yang
beriman adalah wajah yang bercahaya, sedangkan yang tidak, tandanya
diberikan dibagian hidung sebagai tanda kekufurannya.
“Binatang bumi itu keluar maka ia memberi cap kepada manusia di wajah mereka.
“Binatang bumi itu keluar maka ia memberi cap kepada manusia di wajah mereka.
Kemudian jumlah mereka meningkat sehingga seseorang membeli onta dia
ditanya, ‘Dari siapa kamu membeli onta itu?’ Dia menjawab, Dari salah
seorang yang dicap wajahnya..”
Nantinya Dabbah akan keluar dari Mekkah dari masjid yang paling mulia. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dalam Majma’uz Zawaid VIII/ 7-8, dari Hudzaifah bin Asid secara marfu’.
“Dabbah akan keluar dari masjid yang paling besar, tatkala mereka (sedang duduk-duduk tiba-tiba bumi bergetar) ketika mereka sedang demikian tiba-tiba bumi terbelah.”
Perbedaan pendapat banyak terjadi di kalangan ulama tentang Dabbah ini.
Dabbah
secara bahasa memiliki makna hewan yang berjalan di atas bumi.
Beberapa
ulama mengatakan bahwa Dabbah adalah anak unta yang disapih dari unta
Nabi Shalih.
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud ath-Thayalisi dari Hudzaifah bin Asid al-Ghifari, bahwa Rasulullah saw menyebut tentang dabbah, (lalu beliau menuturkan hadits, di dalamnya ada ungkapan)
“Mereka tidak menggembalakannya, melainkan ia hanya bersuara di antara rukun dan maqam (rukun Yamani dan Maqam Ibrahim).”
Kedua, dabbah adalah al-Jassasah yang disebutkan dalam hadits Tamim ad-Dari pada kisah Dajjal.
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud ath-Thayalisi dari Hudzaifah bin Asid al-Ghifari, bahwa Rasulullah saw menyebut tentang dabbah, (lalu beliau menuturkan hadits, di dalamnya ada ungkapan)
“Mereka tidak menggembalakannya, melainkan ia hanya bersuara di antara rukun dan maqam (rukun Yamani dan Maqam Ibrahim).”
Kedua, dabbah adalah al-Jassasah yang disebutkan dalam hadits Tamim ad-Dari pada kisah Dajjal.
Pendapat ini dinisbatkan kepada Abdullah bin Amru
bin ‘Ash.
Pendapat ini tidak kuat lantaran sifat-sifat dan apa yang
dilakukan oleh si dabbah tidak cocok dengan gambaran al-Jassasah dalam
hadits Tamim ad-Dari.
Ketiga, dabbah adalah ular yang mengawasi dinding Ka’bah, yang disambar oleh elang ketika orang-orang Quraisy hendak membangun Ka’bah.
Ketiga, dabbah adalah ular yang mengawasi dinding Ka’bah, yang disambar oleh elang ketika orang-orang Quraisy hendak membangun Ka’bah.
Pendapat ini dinisbatkan oleh al-Qurthubi
kepada Ibnu ‘Abbas ra.
Hanya, beliau tidak menyebutkan sumbernya.
Keempat, dabbah adalah manusia yang berbicara, mendebat dan membantah orang-orang yang gemar melakukan bid’ah dan kekufuran agar mereka berhenti.
Keempat, dabbah adalah manusia yang berbicara, mendebat dan membantah orang-orang yang gemar melakukan bid’ah dan kekufuran agar mereka berhenti.
Agar jika mereka binasa, mereka binasa dengan keterangan
(hujjah) yang nyata.
Kelima, Dabbah adalah bakteri yang berbahaya yang akan membuat manusia menderita.
Kelima, Dabbah adalah bakteri yang berbahaya yang akan membuat manusia menderita.
Bakteri tersebut melukai bahkan
bisa membunuhnya.
Ketika melukai seseorang ia membawa pesan berupa
nasihat kepada manusia seandainya mereka memiliki hati yang bisa
berpikir, sehingga mereka sadar untuk kembali kepada Allah, kepada
agamanya dan menekan mereka untuk menerima hujjah.
Ini adalah pendapat
yang dipegang oleh Abu ‘Ubayyah dalam komentarnya terhadap kitab
an-Nihayah/ al-Fitan wal Malahim, karya Ibnu Katsir.
Bagi kita, cukup saja percaya dengan kabar dari manusia paling dekat dengan Allah, Nabi Muhammad SAW ini.
Bagi kita, cukup saja percaya dengan kabar dari manusia paling dekat dengan Allah, Nabi Muhammad SAW ini.
Selebihnya, kita serahkan kepada Allah yang
Mahatahu atas segala yang telah dan akan terjadi.
0 komentar:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.